Kata mantar ini berasal dari kata "Mount Tarry". Mount artinya gunung dan Tarry artinya tinggal, jadi Mount Tarry maksudnya gunung tempat tinggal. Namun seiring berjalannya waktu karena penyebutannya sulit di ucapkan oleh orang dulu maka di singkat Mount Tarry menjadi Mantar. Nama ini mengingatkan kita bahwa penemu pertama AI MANTE adalah seorang Mantri.
Konon pada zaman dahulu sebelum Indonesia merdeka, di kisahkan oleh masyarakat Mantar berlayarlah sebuah Bangka atau perahu kayu yangmana di dalamnya terdapat berbagai macam suku yaitu Jawa Gresik, Portugis, Jepang, Belanda, Jerman, sulawesi dan Banglades. Bangka adalah nama kapal zaman dahulu yang di pakai untuk berlayar menyeberangi lautan. Setelah berlayar beberapa malam Bangka itu mengalami goncangan karena angin yang besar, bangka itu di bawa oleh arus hingga terdampar ke tepi pantai sementara orang-orang di dalamnya dan semua peralatannya seperti 2 buah Guci, Gong, Gali Punti dan Gali Salaguri ikut di bawa oleh mereka. Bangka itu pecah di pesisir pantai dan menjadi batu yang sekarang di kenal dengan sebutan BANGKA BLA’. Tempat ini bisa di jumpai di desa Tuananga. Bangka Bla’ artinya Kapal pecah. Disinilah terdapat tanda jejak kaki orang-orang dulu dan layar kapalnya yang menjadi batu. tempat ini menjadi bukti kekuasaan Allah Swt.
Bukti bekas jejak kaki orang dulu
Sebelum tempat ini menjadi batu, Di pinggir pantai inilah mereka berisirahat dan bermalam di sana untuk sementara waktu. Setelah beberapa minggu bermalam di sana penumpang-penumpang Bangka yang terdampar itu menemukan kesulitan dengan air. Akhirnya mereka berjalan dan terus berjalan hingga salah seorang dari mereka yaitu seorang MANTRI (Jenderal) yang bernama Rahman menemukan sebuah mata air, dan akhirnya dipanggillah teman-teman mereka dan mereka membuat sebuah pemukiman disana. setelah itu Rahman dan Ramui mencoba menggali mata air itu tetapi tetap saja mata airnya kecil. Kecilnya mata air ini membuat mereka berpikir untuk berpindah tempat karena air merupakan sumber kehidupan.
Akhirnya Rahman, Ramoe dan teman yang lainnya sepakat untuk menggunakan burung sebagai alat untuk bisa menemukan mata air yang lebih besar. Mereka percaya bahwa dimana burung berhenti pasti di sana ada mata air. pada saat itu di lihatlah burung terbang dan mereka mengikutinya hingga pada akhirnya burung itu berhenti di sebuah pegunungan yang tinggi yangmana di atas gunung ini ada mata air. Setelah itu Rahman menggali mata air itu, semakin dalam di gali semakin besar air yang keluar. Karena besarnya air yang keluar itu membuat mereka khawatir akan terjadi banjir maka Rahman menyuruh Ramui untuk mengambil Gong dan Gali Punti yang di bawa dari Bangka dan di taruh di dalam Air itu guna untuk menghalangi terjadinya banjir pada waktu itu. air ini berbentuk seperti danau yang sekarang di kenal dengan sebutan “ Ai Mante ”. Di kisahkan dulu seandainya Gong dan Gali Punti tidak di taruh di dalam Ai Mante ini maka akan terjadi banjir besar yang dapat membahayakan desa yang berada di kaki gunung mantar. Akhirnya penumpang Bangka yang terdampar itu memutuskan untuk menetap dan bercocok tanam di sana sampai sekarang.
Pada jaman dahulu sebelum terbentuknya Desa Mantar masih termasuk Kepala Kampung ( Sarean ). Setelah terbentuk Kepala Kampung,Mantar termasuksalah satu dari 7 Desa yang ada di kecamatan seteluk kabupaten sumbawa yaitu seteluk atas,Desa Seteluktengah,Desa Air Suning, Desa meraran, Desa Rempe, Desa Senayan dan Desa Mantar. Masing-masing Desa mempunyai Kepala sendiri-sendiri,dan pada tahun 2003 ada pemekaran Wilayah dari kabupaten sumbawa Kecamatan Seteluk Saat itu Keluar dari Kabupaten sumbawa Masuk Kekabupaten Pemekaran yaitu kabupaten Sumbawa Barat, dan Setelah Terbentuknya kab.Sumbawa Barat,ada pemekaran Kecamatan,dari 7 Desa tersebut yang termasuk dalam kecamatan seteluk,ada pemekaran kec.poto tano, dari 7 desa di atas 2 desa tersebut masuk ke kecamatn pemekaran yaitu kecamatan poto tano,dan 2 desa yang dimaksud,desa mantar dan desa senayan.
Mantar saat itu terdiri dari dusun tuananga, dusun kuang busir dan dusun mantar kemudian masing masing dusun tersebut melakukan pemekaran pada tahun 2004 menjadi tiga (3) desa Mantar, desa tuananga dan desa Kiantar. Sekarang mantar terbagi menajdi tiga (3) dusun yaitu :
- Dusun mantar
- Dusun Ai Taruma dan
- Dusun Omal Sapa.
- Berikut daftar nama-nama kepala Desa Mantar adalah:
|
NO.
|
NAMA KEPALA DESA
|
TAHUN
|
|
1.
|
ALI
|
1953 – 1957
|
|
2.
|
UDIN
|
1953 – 1957
|
|
3.
|
H.MUHAMMAD
|
1957 – 1960
|
|
4.
|
ABE
|
1961 – 1964
|
|
5.
|
AHO
|
1964 - 1967
|
|
6.
|
AMEK
|
1967-1972
|
|
7.
|
ABDUL HAYAT NS
|
1972-1977
|
|
8.
|
H, ABU
|
1977-1983
|
|
9.
|
M NASIR B
|
1983-1996
|
|
10
|
SALIM H
|
1996-1998
|
|
11
|
MUSTAPA HZ
|
1999-2007
|
|
12
|
PJ.ADNEN
|
2007
|
|
13
|
MUSTAPA HZ
|
2007-2012
|
|
14
|
PJ. ABDULLAH, S.Pd
|
2012-2013
|
|
15
|
ABDULSALAM
|
2013-2019
|
|
16
|
PJ. ADNEN
|
2019
|
|
17
|
ASMONO
|
2019-2027
|